Yohanes 15:
9
"Seperti
Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah
di dalam kasih-Ku itu."
Bacaan Alkitab
setahun: Mazmur 113; 1 Korintus 1; Hakim-Hakim 13-14
Ketika kamu ingin bertemu Tuhan, kamu
bisa berbicara pada-Nya. Ketika kamu merenungkan firman-Nya, ketika kamu menghubungkan
kehidupanmu dengan-Nya, ketika kamu memuji Dia karena merasa senang dan taat
pada-Nya, artinya kamu telah tinggal di dalam Dia.
Jika kamu menjadi seorang ayah, kamu tidak
harus mengajari anakmu untuk berkata “Oke nak. Aku ingin kamu memperhatikan
dengan seksama bagaimana aku berjalan, lalu kamu tiru.” Tidak begitu. Anak-anak
akan mengikuti sendiri dalam bayanganmu atas kehendaknya sendiri.
Sebagai seorang ibu, kamu tidak harus
memberi tahu putrimu untuk menyaksikanmu merias wajah atau mengatur gaya
rambut. Dia mungkin sudah menyelinap ke kamarmu untuk mencobanya sendiri.
Anak-anak tidak perlu pelajaran
formal untuk memahami cara orang dewasa melakukan berbagai hal. Mereka
mempelajarinya hanya dengan tinggal bersamamu, dengan memperhatikanmu dan,
dengan menirumu.
Alexander Graham Bell menasehati
orang tua dari seorang gadis kecil bernama Helen untuk mengirim seorang guru
dari Lembaga Perkins untuk Tuna Netra di Boston, Massachusetts. Johanna (Anne) Sullivan
lulus dengan nilai tertinggi dan melakukan pembacaan pidato perpisahan di
kelasnya.
Dia juga menang atas masa lalunya
yang miskin, juga atas kematian ibunya ketika Anne berusia delapan
tahun. Ia juga ditinggalkan ayahnya yang kejam dua tahun kemudian, berada di
panti asuhan selama empat tahun, dimana tempat tersebut adalah tempat
meninggalnya saudara kandung satu-satunya yang dia miliki. Hidup yang berat
untuk anak usia 19 tahun. Setahun setelah kelulusannya, dia dipilih untuk tugas
mengajar Helen Keller yang berusia enam tahun, seorang bisu tuli buta.
Keberhasilan Anne sangat luar biasa.
Setelah bekerja keras selama
berminggu-minggu, Helen akhirnya dapat memahami bahwa Bahasa isyarat yang
ditunjukkan Anne kepadanya adalah ejaan nama benda. Dua tahun kemudian, Hellen
dapat membaca dan menulis huruf Braille dengan lancar.
Ketika berusia sepuluh tahun, Helen
belajar mengenal suara-suara yang berbeda dengan menempatkan jari-jari
tangannya di tenggorokan gurunya untuk merasakan getarannya. Ketika Helen pergi
kuliah, Anne menerjemahkan setiap pelajarannya ke tangan Helen. Ketika Helen
meraih gelar, disaat yang sama Anne juga menerima pendidikan tinggi.
Ketika Anne meninggal pada tahu n
1963, setelah 50 tahun persahabatannya dengan Helen, dia berduka dan menuliskan
kata-kata yang memikat hati mengenai orang yang selama ini telah menjadi mata,
telinga dan mulutnya:
Guruku sangat dekat denganku sehingga
saya hampir tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya telah terpisah darinya.
Aku merasa bahwa keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari diriku sendiri dan fakta
bahwa jejak hidupku ada di dalam dirinya. Semua yang terbaik yang kumiliki
adalah miliknya. Semua bakat atau inspirasi atau kegembiraan dalam
diri saya semuanya, terbangun oleh sentuhan cintanya.
Dalam banyak hal, bagaimana arti
kehidupan Anne Sullivan bagi Helen Keller adalah keinginan Yesus Kristus untuk
kita. Dia ingin menjadi mata kita, telinga kita, dan mulut kita. Dia berjanji
untuk menjadi teman kita yang lebih dekat daripada saudara (Amsal 18:24), tetapi
kita harus bergantung pada-Nya. Seperti Helen Keller tergantung pada Anne
Sullivan.
Ketika kita tinggal dan diam di dalam
Kristus, orang akan melihat saksi nyata dalam diri kita. Tinggal di dalam Kristus
bukanlah seperti daftar aturan. Itu adalah cara hidup untuk orang Kristen.
Pokok doa: Carilah
Tuhan sekarang juga seperti halnya teman terdekatmu. Berseru kepada-Nya atas
kesulitan dan penderitaanmu, bersyukur kepada-Nya atas berkat-Nya dan pujilah
Dia karena selalu menjadi Tuhan yang setia, bahkan disaat kamu tidak.